Pengujian Deskriminatif
(Pembedaan)
Uji diskriminatif terdiri atas dua jenis, yaitu
uji difference test (uji pembedaan)yang dimaksudkan untuk melihat secara
statistik adanya perbedaan diantara contoh dansensitifity test, yang mengukur
kemampuan panelis untuk mendeteksi suatu sifat sensori.Diantara uji pembedaan
adalah uji perbandingan pasangan (paired comparation test)dimana para panelis
diminta untuk menyatakan apakah ada perbedaan antara dua contohyang
disajikan; dan uji duo-trio (dou-trio test) dimana ada 3 jenis contoh (dua
sama, satu berbeda) disajikan dan para penelis diminta untuk memilih
contoh yang sama denganstandar. Uji lainnya adalah uji segitiga (traingle
test), yang sama seperti uji duo-trio tetapitidak ada standar yang telah
ditentukan dan panelis harus memilih satu produk yang berbada. Berikutnya
adalah uji rangking (ranking test) yang meminta para panelis
untuk merangking sampel-sampel berkode sesuai urutannya untuk suatu sifat
sensori tertentu.Uji sensitivitas terdiri atas uji treshold, yang menugaskan
para penelis untuk mendeteksi level treshold suatu zat atau untuk
mengenali suatu zat pada leveltresholdnya. Uji lainnya adalah uji pelarutan
(dilution test) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah terkecil suatu
zat dapat terdeteksi. Kedua jenis uji di atas dapatmenggunakan uji pembedaan
untuk menentukan treshoild atau batas deteksi.
UJI PEMBEDAAN PASANGAN
Pendahuluan
Uji pembedaan
pasangan yang juga disebut dengan paired
comperation, paired test atau comparation merupakan uji yang sederhana dan
berfungsi untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk.
Biasanya produk yang diuji adalah jenis produk baru kemudian dibandingkan
dengan produk terdahulu yang sudah diterima oleh masyarakat.
Dalam
penggunaannya uji pembedaan pasangan dapat memakai produk baku sebagai acuan
atau hanya membandingkan dua contoh produk yang diuji. Sifat atau kriteria
contoh disajikan tersebut harus jelas dan mudah untuk dipahami oleh panelis.
Organisasi Pengujian
Jumlah
Panelis : Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 7 – 15 orang
Jumlah
contoh dalam setiap penyajian :Dua contoh atau 1 contoh uji dengan satu contoh
baku
Cara Penyajian Contoh
Contoh
disajikan satu per satu atau dua contoh sekaligus (Gambar 3.1 dan 3.2). Gambar
3.1 menunjukkan contoh pembanding (P) dan contoh yang diujikan (A), sedangkan
pada Gambar 3.2 terlihat dua contoh (A dan B) yang harus dinilai.
Penyajian
contoh dengan pembanding atau baku harus dilakukan penilaian awal terhadap
pembanding, sehingga penyajian dilakukan satu persatu diawali dengan
pembanding. Penyajian contoh tanpa menggunakan pembanding dapat dilakukan
sacara acak. Sebagai contoh dapat disajikan sirup dari dua macam merek dengan
bahan baku yang sama.
Cara Analisis
Pembedaan
pasangan menggunakan 2 (dua) contoh produk, sehingga peluang setiap bentuk
dipilih adalah 0,5. kemudian seluruh penilaian panelis tersebut ditabulasikan.
Penilaian lalu dibandingkan dengan tabel jumlah terkecil untuk menyatakan suatu
contoh melalui metode distribusi binomial.
Pada pengujian
sirup, kriteria penilaian yang digunakan adalah rasa dan kemanisan, dan untuk
keripik adalah rasa dan kerenyahan.
Data yang
terdapat pada tabel kemudian dicocokkan dengan lampiran 1 atau lamp. 2 untuk
mengetahui perbedaan antar contoh yang diujikan. Dengan menggunakan Lampiran
1dapat diperoleh jumlah terkecil yang diperlukan untuk menyatakan beda nyata
pada kedua contoh tersebut. Untuk jumlah panelis 15 orang adalah 12 orang pada
tingkat 5%, 13 orang pada tingkat 1% dan 14 orang pada tingkat 0,1%. Suatu
produk dinyatakan beda dengan pembanding atau dengan produk lainnya bila jumlah
panelis yang menyatakan beda sesuai dengan jumlah tersebut.
Berdasarkan uji
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tidak
terdeteksi adanya perbedaan rasa sirup pada tingkat 5%
Kemanisan kedua
sirup berbeda nyata pada tingkat 5%
Tidak
terdeteksi adanya perbedaan rasa keripik pada tingkat 5%
Kerenyahan
kedua jenis keripik berbeda nyata pada tingkat 1%